Kamis, 02 Juli 2015

PENGERTIAN AKUNTANSI,FUNGSI DAN BIDANG AKUNTANSI

Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa (mengidentifikasikan, mengukur, mengkalsifikasikan dan mengikhtisarkan) kejadian atau transaksi ekonomi yang menghasilkan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan yang digunakan dalam pengambilan keputusan (Amin. W, 1997)
Pengertian Akuntansi menurut Abubakar. A & Wibowo (2004) adalah proses identifikasi, pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi dari suatu entitas/perusahaan.
pengertian akuntansi dan bidang akuntansi
Dari pengertian-pengertian akuntansi diatas, maka akuntansi terdiri dari tiga aktivitas atau kegiatan utama yaitu:
  1. Aktivitas identifikasi yaitu mengidentifikasikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.
  2. Aktivitas pencatatan yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencatat transaksi-transaksi yang telah diidentifikasi secara kronologis dan sistematis.
  3. Aktivitas komunikasi yaitu aktivitas untuk mengkomunikasikan informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan kepada para pemakai laporan keuangan atau pihak yang berkepentingan baik internal perusahaan maupun pihak eksternal.

Fungsi dan Bidang-Bidang Akuntansi P

engertian akuntansi

Akuntansi seringkali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan yang berguna untuk memberikan informasi yang berupa data-data keuangan perusahaan yang dapat digunakan guna pengambilan keputusan. Setiap perusahaan memerlukan dua macam informasi  tentang perusahaannya yaitu informasi mengenai nilai perusahaan dan informasi tentang laba/rugi usaha. Kedua informasi tersebut berguna untuk:
  • Mengetahui besarnya modal yang dimiliki perusahaan
  • Mengetahui perkembangan ayau maju mundurnya perusahan
  • Sebagai dasar untuk perhitunngan pajak
  • menjelaskan keadaan perusahaan sewaktu-waktu memrlukan kredit dari bank atau pihak lain
  • Dasar untuk menentukan kebijakan yang akan ditempuh
  • Menarik minat investor saham jika perusahaan berbentuk perseroan terbatas.
Untuk memperoleh informasi-informasi tersebut diatas, pengusaha hendaknya mengadakan catatan yang teratur mengenai transaksi-transaksi yang dilakukan perusahaan yang dinyatakan dalam satuan uang.
Didalam ilmu akuntansi telah berkembang bidang-bidang khusus dimana perkembangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah dan ukuran perusahaan serta peraturan pemerintah. Adapun bidang-bidang akuntansi yang telah mengalami perkembangan antara lain sebagai berikut:
  1. Akuntansi Keuangan (Financial atau General Accounting) menyangkut pencatatan transaksi-transaksi suatu perusahaan dan penyusunan laporan berkala dimana laporan tersebut dapat memberikan informasi yang berguna bagi manajemen, para pemilik dan kreditor.
  2. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)  merupakan suatu bidang yang menyangkut pemeriksaan laporan-laporan keuangan melalui catatan akuntansi secara bebas yaitu laporan keuangan tersebut diperiksa mengenai kejujuran dan kebenarannya.
  3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting) merupakan bidang akuntansi yang menggunakan baik data historis maupun data data taksiran dalam membantu manajemen untuk merencanakan operasi-operasi dimasa yang akan datang.
  4. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting) mencakup penyusunan laporan-laporan pajak dan pertimbangan tentang konsekuensi-konsekuensi dari transaksi-transaksi perusahaan yang akan terjadi.
  5. Akuntansi Budgeter (Budgetary Accounting) merupakan bidang akuntansi yang merencanakan operasi-operasi keuangan (anggaran) untuk suatu periode dan memberikan perbandingan antara operasi-operasi yang sebenarnya dengan operasi yang direncanakan.
  6. Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba (Non profit Accounting) merupakan bidang yang mengkhususkan diri dalam pencatatan transaksi-transaksi perusahaan yang tidak mencari laba seperti organisasi keagamaan dan yayasan-yayasan sosial.
  7. Akuntansi Biaya (Cost Accounting) merupakan bidanng yang menekankan penentuan dan pemakaian biaya serta pengendalian biaya tersebut yang pada umumnya terdapat dalam persahaan industri.
  8. Sistem Akuntansi (Accounting System) meliputi semua tehnik, metode dan prosedur untuk mencatat dan mengolah data akuntansi dalam rangka memperoleh pengendalian intern yang baik, dimana pengendalian intern merupakan suatu sistem pengendalian yang diperoleh dengan adanya struktur organisasi yang memungkinkan adanya pembagian tugas dan sumber daya manusia yang cakap dan praktek-praktek yangn sehat.
  9. Akuntansi Sosial (Social Accounting) merupakan bidang yang terbaru dalam akuntansi dan yang paling sulit untuk diterangkan   secara singkat, kerena menyangkut dana-dana kesejahteraan masyarakat.
Sebagai suatu sistem, didalam akuntansi terdapat beberapa asumsi atau konsep dasar. Asumsi dasar tersebut antara lain:
A.   Kesatuan Usaha (Business Entity)
Konsep ini menganggap bahwa aktiva suatu perusahaan terpisah dari aktiva pribadi orang yang menyediakan aktiva (modal) yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Dalam akuntansi, pengertian konsep kesatuan usaha, utang dan biaya pribadi pemilik akan dikeluarkan dari pembukuan perusahaan walaupun aktiva, utang dan pendapatan perusahaan tersebut dimiliki olehnya sendiri atau dengan kata lain segala utang dan biaya pribadi harus diperhitungkan terpisah dari perusahaan.
B.   Perusahaan Berjalan (Going Concern)
Dalam konsep ini diasumsikan perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang ditentukan misalnya di Indonesia untuk perusahaan yang berbentuk PT masa berdirinya adalah 75 tahun, yaitu adanya anggapan bahwa selama satu kesatuan usaha masih menguntungkan, maka dia dapat berjalan terus selama waktu yang tidak terbatas.
C.   Periode Akuntansi (Time Periods)
Mempertimbangkan akan banyaknya berbagai keputusan mengenai jalannya operasi perusahaan, maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan selama berlangsungnya operasi perusahaan maka jangka waktu pembuatan laporan yang umum adalah satu tahun.
D.   Satuan Uang (Money Measurement)
Semua transaksi perusahaan dicatat dalam satuan uang, yaitu sesuatu perubahan aktiva dapat diukur dengan stuan tertentu.
E.   Harta Perolehan (Costing of Assets)
Seluruh aktiva pada umumnya dibukukan sebesar harga perolehannya.
F.   Aspek Ganda (Dual Aspect)
Setiap pencatatan suatu kejadian atau transaksi akan berpengaruh pada sedikitnya dua akun perkiraan dalam pembukuan.
G.   Konsep Akrual (Accrual Concept)
Konsep ini berkaitan dengan perhitungan laba/rugi perusahaan yang menekankan suatu kejadian pada suatu periode tertentu baik merupakan biaya maupun hasil.

Jumat, 05 Juni 2015

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PRESENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Nama : Fadhil Adrian
NPM : 22211559
Kelas : 4EB08 
 
PENGARUH  CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY  TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PRESENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
RIKA NURLELA
ISLAHUDDIN
Universitas Syiah Kuala
ABSTRACT
The aim of this research is to know: (1) The influence of  Corporate Social Responsibility  to firm value (2) The influence of Percentage of  management ownership as the moderating variable in relations between Corporate Social Responsibility and firm value. The research sample is non-financial sector in 2005 by using method of purposive sampling. There are 41 company fulfilling criterion as this research sample. The methode analysis of this research used multiple regression analysis.
The result of study show that (1) Simultaneously the effect of  Corporates Social Responsibility , percentage of management ownership and interaction between Corporate Social Responsibility and  Percentage of management ownership on firm value was significant and .(2) Partially, only percentage of  management  ownership have an effect on significant to firm value, while other variables in  this research have not an effect on significant to fim value.
Keyword: Corporate Social Responsibility, Management Ownership, Firm Value. 
I.       PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang Masalah
Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinational. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian menuju pasar bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.
Pemikiran yang melandasi  Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) yang sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemengang saham atau shareholder) tetapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder)  yang  jangkauannya melebihi  kewajiban-kewajiban di  atas.  Tanggung   jawab sosial dari perusahaan terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder, termasuk di dalamnya adalah pelanggan atau customer, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor.
Perkembangan CSR secara konseptual baru di kemas sejak tahun 1980-an yang dipicu sedikitnya oleh 5 hal berikut: (1). Maraknya fenomena “take over” antar korporasi yang kerap dipicu oleh keterampilan rekayasa finansial. (2). Runtuhnya tembok Berlin yang merupakan simbol tumbangnya paham komunis dan semakin kokohnya imperium kapitalisme secara global. (3) Meluasnya operasi perusahaan multinasional di negara-negara berkembang, sehingga di tuntut supaya memperhatikan: HAM, kondisi sosial dan perlakukan yang adil terhadap buruh. (4) Globalisasi dan menciutnya peran sektor publik (pemerintah) hampir di seluruh dunia telah menyebabkan tumbuhnya LSM (termasuk asosiasi profesi) yang memusatkan perhatian mulai dari isu kemiskinan sampai pada kekuatiran akan punahnya berbagai spesies baik hewan maupun tumbuhan sehingga ekosistem semakin labil. (5) Adanya kesadaran dari perusahaan akan arti penting merk dan reputasi perusahaan dalam membawa perusahaan menuju bisnis berkelanjutan.   
Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti: standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sebagai contoh, New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index (DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktik CSR. Begitu pula London Stock Exchange yang memiliki Socially Responsible Investment (SRI) Index dan Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang memiliki FTSE4Good sejak 2001.
CSR sebagai sebuah gagasan, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya.
Cowen dkk (1987) dalam Hackston & Milne (1999) dalam Retno (2006) mengatakan bahwa perusahaan yang berorientasi pada konsumen diperkirakan akan memberikan informasi mengenai pertanggungjawaban sosial karena hal ini akan meningkatkan image perusahaan dan meningkatkan penjualan. Retno (2006) dari hasil penelitian menemukan bahwa variabel prosentase   kepemilikan   manajemen berpengaruh   terhadap   kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan informasi sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi. Semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan, manajer perusahaan akan semakin banyak mengungkapkan informasi sosial dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan di dalam program CSR. Selain itu Damsetz (1986) dalam Junaidi (2006) berargumen bahwa kepemilikan oleh manajemen yang besar akan efektif memonitoring aktivitas perusahaan dan dia menyimpulkan bahwa konsentrasi kepemilikan akan meningkatkan nilai perusahaan.
1.2.     Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi nilai perusahaan.
2.      Apakah prosentase kepemilikan manajemen memiliki pengaruh sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan.
1.3.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.   Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan.
2.   Pengaruh prosentase kepemilikan  manajemen sebagai  variabel  moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan .
1.4.     Maanfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi perusahaan, dapat  memberikan  sumbangan  pemikiran  tentang  pentingnya  pertanggungjawaban sosial perusahaan yang diungkapkan di dalam laporan yang disebut sustainibility reporting dan sebagai pertimbangan dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya  pada lingkungan sosial.
2.  Bagi  investor,  akan memberikan  wacana  baru   dalam   mempertimbangkan   aspek-aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter.
3. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.
4. Bagi lembaga- lembaga pembuat peraturan/ standar,  misalnya Bapepam, IAI dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi lingkungan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.   
II.                TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1              Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) atau  Pertanggungjawaban Sosial  Perusahaan
Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD),  Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Konsep Corporate Social Responsibility melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, serta komunitas setempat (lokal). Kemitraan ini tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara stakeholders.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan  di dalam laporan yang disebut Sustainibility Reporting. Sustainibility Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya  di  dalam  konteks  pembangunan   berkelanjutan  (sustainable  development). Sustainibility Reporting harus menjadi dokumen strategis yang berleval tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainibility Development yang membawanya menuju kapada core business dan sektor industrinya.
2.2       Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan  
Hendriksen (1991:203) mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari paraturan yang berlaku.
Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf kesembilan:
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudited (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Glouter dalam Utomo (2000) menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial adalah:
1.      Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. 
2.   Ketenagakerjaan
            Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut.  Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya.
3.   Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain keguanaan durability, pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasan/kelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
4.   Lingkungan Hidup
Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan konversi sumber daya alam.
2.3       Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar . Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.
Samuel (2000) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi (2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.  
Morck dkk (1998), Mc Connell dan Servaes (1990), Steiner (1996), Cho (1998), Itturiaga dan Sanz (1998), Mark dan Li (2000) dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyatakan bahwa hubungan struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan merupakan hubungan non-monotonik.  Hubungan non-monotonik antara kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan di sebabkan adanya insentif yang dimiliki oleh manajer dan mereka cenderung berusaha untuk melakukan pensejajaran kepentingan dengan outside owners dengan cara meningkatkan kepemilikan saham mereka jika nilai perusahaan yang berasal dari investasi meningkat. Wennerfield dkk (1988) di dalam Suranta dan Machfoedz (2003) menyimpulkan bahwa tobin’s Q dapat digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan kinerja perusahaan.
2.4       Kepemilikan Manajemen
            Faisal (2004), Wahidawati (2001), Born (1988) dalam Junaidi (2006) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan dewan komisaris. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat.
            Jensen & Meckling (1976) menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang saham. Pengurangan ini sangat potensial dalam misalokasi resources, yang pada gilirannya untuk peningkatan nilai perusahaan.
2.5       Penelitian Empiris Yang Telah Dilakukan
Yuniarti (2003) meneliti tentang pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ, dengan mengambil sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ sebelum tanggal 31 Des 2000. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa (1) Tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ ternyata sangat rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai yang diperoleh sampel jika dibandingkan dengan maksimal skor yang dapat diperoleh. (2) Ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ, walaupun pengaruh tersebut diketegorikan rendah sebesar 7,8%. (3) Setiap jenis industri berbeda dalam melakukan pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
Zuhroh dan Putu (2003) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang go publik telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah memulai merespon dengan baik informasi-informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi loparan tahunan.
Selanjutnya Retno (2006) meneliti mengenai pengungkapan informasi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial dalam laporan tahunan (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEJ). Retno menyatakan bahwa Perusahaan dengan kepemilikan manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki risiko politis yang tinggi (high profile) cenderung mengungkapkan informasi sosial yang lebih banyak di banding perusahaan lain. Dan ditahun yang sama pula Syahrizal (2006) meneliti tentang tinjauan penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan perkebunan di Kab Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Kab Aceh Timur dan Aceh Tamiang belum maksimal dilakukan.
2.6  Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah sbb:
H1 : Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2: Prosentase kepemilikan manajemen memiliki pengaruh sebagai variabel  moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan.
III.             METODE PENELITIAN
3.1              Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2005. Berdasarkan Indonesian Capital Market Directory perusahaan yang terdaftar di BEJ selama tahun 2005 berjumlah 340 perusahaan.
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang di tentukan.
Adapun kriteria sampel yang akan digunakan yaitu:
1.      Perusahaan yang terdaftar di BEJ selain Bank dan Lembaga keuangan untuk tahun 2005.            
2.      Menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun 2005.
3.      Menerbitkan laporan keberlanjutan (Sustainibility Reporting) atau informasi sosial lainnya selama tahun 2005.
4.      Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.
            Tabel 3.1
     Sampel Penelitian
Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan
Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 2005
Perusahaan sektor keuangan dan asuransi
340
(60)
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan tahunan lengkap selama tahun pengamatan 
280
(161)
Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR
119
(78)
Total Sampel
41
            Sumber : Data sekunder 2005 (diolah)
3.2              Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan untuk periode 2005 pada perusahaan-perusahaan di sektor non keuangan  yang terdaftar di BEJ yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik untuk periode pengamatan, laporan keberlanjutan perusahaan (sustainibility reporting) yang diperoleh dari kantor Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntansi Manajemen (IAI-KAM) untuk periode 2005, serta harga saham penutupan (closing price). Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan dan laporan keberlanjutan atau  informasi sosial  perusahaan  yang terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan, digunakan instrumen penelitian berupa check list atau daftar pertanyaan-pertanyaan yang berisi item-item pengungkapan pertanggungjawaban sosial.
3.3       Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga yaitu :
3.3.1    Variabel Independen
·                      Corporate Social Responsibility yang disimbol dengan (X ), yang di ukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu:
Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
3.3.2    Variabel Moderating
·                     Kepemilikan manajemen, yang disimbol dengan (X )
            Kepemilikan manajemen diberi simbol MGR yang diukur dengan natural logaritma.
Natural Logaritma = % saham yang dimiliki oleh manajer,dewan direksi, komisaris                                                    total jumlah saham yang beredar
3.3.3    Variabel Dependen
·                     Nilai Perusahaan yang disimbolkan dengan (Y).
            Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s q.
                        
       Dimana :
       Q      = nilai perusahaan
       EMV = nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar)
       D       = nilai buku dari total hutang
       EBV  = nilai buku dari total aktiva
Gambar 3.1. Model penelitian





3.4       Metode Analisis Data
3.4.1    Uji Asumsi Klasik
            1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test, dengan melihat tingkat signifikansi 5%. Dasar pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) > 0.05 maka data mempunyai distribusi normal dan sebaliknya jika probabilitas asymp.sig (2 tailed) < 0.05 maka data mempunyai distribusi yang tidak normal.
           2. Uji Multikolinearitas
   Pengujian multikolinearitas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel independen. Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah koefisien regresinya tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinearitas dapat dilihat dengan VIF (variance inflation factor) bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance diatas 0,10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dan begitu pula sebaliknya.
3. Uji Heterokedastisitas
 Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi lain. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap a 5%.
3.4.2 Analisis Deskriptif
1.   Membuat suatu daftar (Checklist) pengungkapan sosial.
Daftar pengungkapan sosial yang digunakan adalah daftar item yang pernah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, yaitu oleh Muhammad Muslim Utomo, (2000)  sebanyak 3 tema yaitu: kemasyarakatan, produk dan konsumen dan ketenagakerjaan. Dalam penelitian ini juga digunakan tema lingkungan yang telah digunakan oleh Rasmiati (2002) dalam Putu (2003).  Adapun rincian dari tema pengungkapan sosial dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Menentukan  indeks  pengungkapan sosial  untuk  setiap  perusahaan  sampel berdasarkan daftar (checklist) pengungkapan sosial dengan cara sebagai berikut :
Score 0 :  Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Score 1 :  Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
3.  Uji Regresi
Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis).
Y = + X  + X  + X  + X X + X X  + e
Keterangan :
Y                     =  Nilai Perusahaan
                    =  Konstanta
-             =  Koefisien Regresi
X                    =  Corporate Social Responsibility
X                   =  Kepemilikan Manajemen
X                    =  Tipe Industri
X X              =  Interaksi    antara   Corporate   Social    Responsibility    dengan
     Prosentase Kepemilikan Manajemen
X X               =  Interaksi  antara  Corporate   Social   Responsibility   dengan   Tipe
   Industri
E                      =  Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan regresi linier berganda adalah sbb :
1.      Uji F ( Uji Simultan), yaitu untuk menguji apakah variabel independennya secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika F hitung < F tabel (a = 0,05)
Terima Ha jika F hitung > F tabel (a = 0,05)
2.      Uji t (Uji Parsial), yaitu  untuk  menguji  apakah  variabel  independen, secara   individu  berpengaruh terhadap variabel dependen.
Terima Ho jika t hitung < t tabel (a = 0,05)
Terima Ha jika t hitung> t tabel (a = 0,05)
Selanjutnya untuk pengolahan data digunakan fasilitas bantuan melalui program komputer Statistical Package Social Science (SPSS).
IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Hipotesis
            Persamaan Regresi Linier Berganda
Y = 1,182 + 0,010X1  + 497,531X2 + 0,252X3 + 10,824X1X2 + 3,783X1X3 +  
Nama Variabel
B
Standar Error
thitung
ttabel
Sig
Konstanta (a)
1,182
0,590
2,003
2,021
0.053
Corporate Social Responsibility (X1)
0,010
0,011
0,927
2,021
0,360
Prosentasi Kepemilikan Manajemen (X2)
497,531
91,928
5,412
2,021
0,000
Tipe Industri (X3)
0,252
0,391
0,644
2,021
0,524
Interaksi antra X1X2
10,824
1,631
  1,626
2,021
0,000
Interaksi antra X1X3
3,783
1,700
0,232
2,021
0,033
Koefisien Regresi (R)           = 0,844
Koefisien Determinasi (R2)  = 0,712
Adjusted (R2)                       = 0,671
Fhitung                                                 = 17,336
Ftabel                                                    = 3,252
F Sig                                     = 0,000
a.       Predictor: (Constant):
Corporate Social Responsibility, Prosentase Kepemilikan Manajemen, Tipe Industri, Iteraksi X1X2 dan X1X3
b.      Dependent Variabel:
Nilai perusahaan.
Sumber: Data Sekunder, 2005 (diolah)
Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS seperti terlihat pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 1,182 + 0,010X1  + 497,531X2 + 0,252X3 + 10,824X1X2 + 3,783X1X3 +
Dari hasil regresi dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut :
Ø  Koefisien korelasi (R) = 0,844 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 84%. Artinya Nilai Perusahaan  mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan Corporate Social Responsibility (X1), Prosentase Kepemilikan Manajemen (X2), dan Tipe Industri (X3), serta variabel-variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3  karena diperoleh nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,5.  
Ø  Koefisien Determinasi (R2) = 0,712. Artinya sebesar 71% perubahan-perubahan dalam variabel dependen nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada Corporate Social Responsibility (X1), Prosentasi Kepemilikan Manajemen (X2), dan Tipe Industri (X3), serta pada  variabel-variabel yang berinterkasi dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 29% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Corporate Social Responsibility (X1), Prosentasi Kepemilikan Manajemen (X2), dan Tipe Industri (X3), serta pada  variabel-variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3  secara simultan mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan sektor non keuangan yang terdaftar di BEJ
4.1.1. Hasil Uji Statistik
Ø  Hasil Uji F
    Berdasarkan hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung sebesar 17,336, sedangkan Ftabel pada tingkat signifikan  = 5% adalah sebesar 3,252. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa Corporate Social Responsibility (X1), Prosentasi kepemilikan manajemen (X2), dan Tipe Industri (X3), juga variabel-variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu antara X1X2 dan X1X3 secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Ø  Hasil Uji t
            Untuk menguji faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan secara parsial dapat dilihat dari hasil uji t. Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel 4.2, dapat diketahui besarnya nilai thitung untuk masing-masing variabel dengan tingkat kepercayaan atau signifikan sebesar  = 5%.
§  Corporate Social Responsibility (x )
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor.
Dalam penelitian ini, Corporate Socil Responsibility yang di proksi dengan variable dummy menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dengan thitung sebesar 0,927 sedangkan ttabel sebesar 2,021, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0,360 atau probabilitas di atas  = 5 %. Artinya bahwa  penerapan CSR di dalam perusahaan bukan merupakan faktor yang menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya. Karena di dalam penelitian ini tidak berhasil menjawab H1 yaitu praktik CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak mendukung H1 dan menerima H01, karena kualitas pengungkapan CSR pada perusahaan yang terdaftar di BEJ untuk tahun 2005 sangat rendah dan belum mengikuti standar yang dikeluarkan oleh GRI. Dengan demikian kualitas pengungkapan CSR di dalam perusahaan menjadi faktor yang menyebabkan praktik CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak sesuai dengan paradigma enlightened self-interest yang menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya akan dapat di capai jika perusahaan juga memasukkan unsur tanggung jawab sosial kepada masyarakat paling tidak dalam tingkat yang minimal.
§  Prosentase Kepemilikan Manajemen (x )
            Konflik kepemilikan antara manajer dengan pemilik menjadi semakin basar ketika kapemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil (Jansen & Meckling,1997). Dalam hal ini manajer akan berusaha untuk memaksimalkan kapentingan dirinya di bandingkan kepentingan perusahaan. Sebaliknya semakin besar kepemilikan manajer di dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi rendah.
            Temuan hasil penelitian terhadap variabel prosentase kepemilikan manajemen(x ) diperoleh nilai thitung sebesar 5,412 sedangkan ttabel sebesar 2,021 hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung >  ttabel dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas dibawah  = 5 %. Dengan demikian hasil perhitungan statistic menunjukkan bahwa secara parsial variabel prosentase kepemilikan manajemen menpunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahyudi dan Pawesti (2006) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial mampu mempengaruhi jalannya perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi nilai perusahaan yang terjadi karena adanya kontrol yang dimiliki.
§  Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen (X1X2)
Manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya yang ada untuk aktivitas tersebut, Gray dkk (1988) dalam Retno (2006).   
Hasil perhitungan terhadap interaksi variabel antara X1X2 diperoleh nilai thitung sebesar 1,626 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,021, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel  dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 atau probabilitas dibawah = 5%. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial interaksi antara variabel X1X2 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini tidak mendukung H2 tetapi sebaliknya menerima H02. Dengan demikian prosentase kepemilikan manajemen dalam penelitian ini tidak dapat bertindak sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dan nilai perusahaan.
V.                KESIMPULAN DAN SARAN
1.      Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan bepengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dijelaskan oleh nilai Fhitung  yang diperoleh dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini sebesar 17,336 sedangkan Ftabel pada tingkat sifnifikansi 5% menunjukkan angka sebesar 3,252, dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa   Fhitung > Ftabel,  yang artinya secara simultan variabel independent yang terdapat dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent.
Sedangkan secara parsial hanya prosentase kepemilikan manajemen dan interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel lainnya yang terdapat dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Temuan hasil penelitian terhadap variabel prosentase kepemilikan manajemen (X2 ) di peroleh nilai thitung sebesar 5,412 sedangkan ttabel sebesar 2,021 hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel dengan signifikansi sebesar 0,000 atau probabilitas di atas  = 5 %.
2.      Implikasi Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak yang berkepentingan khususnya: pemerintah, Bapepam, dan IAI dalam merumuskan kebijakan, peraturan dan standar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan-perusahaan di Indonesia. Selain itu bagi perusahaan, hendaknya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengungkapan karena tingkat pengungkapan pertanggung jawaban sosial pada perusahaan yang terdaftar di BEJ ternyata sangat rendah dan belum mengikuti standar yang di keluarkan oleh GRI.
3.      Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan antara lain sebagai berikut:
1.      Data yang di gunakan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data laporan tahunan perusahaan sehingga tidak semua item di dalam daftar pengungkapan sosial di ungkapkan secara jelas sebagaimana di dalam laporan keberlanjutan.
2.      Periode penelitian yang digunakan hanya satu tahun pengamatan sehingga memungkinkan praktek pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang diamati kurang menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
4.      Saran Penelitian
Untuk menambah referensi penelitian selanjutnya, ada beberapa saran yang dikemukakan sebagai berikut:
1.      Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih luas. Hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan dari peneliti tersebut memiliki cakupan yang lebih luas.
2.      Item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan hendaknya senantiasa di perbaharui sesuai dengan kondisi yang ada di masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Budiman, Arif., Prasetijo, Aji dan Rudito Bambam (2004) “Corporate Social Responsibility”. Jakarta: Indonesia Center of Sustainable Development (ICSD).
Darwin, Ali (2006) “Sustainability Reporting/ Laporan Keberlanjutan”. Makalah disajikan  pada Kuliah Perdana di Banda Aceh: Jurusan  Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah, 1 September 2006.  
________,(2006) “Akuntabilitas, Kebutuhan, Pelaporan, dan Pengungkapan CSR bagi Perusahaan di Indonesia”. Economics Business & Accounting Review. Edisi III/ September-Desember.
Hasnawati, Sri (2005) “Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indinesia. Vol 9,No.2:153-165.
Hartanti, Dwi (2006) “Makna Corporate Social Responsibility: Sejarah dan Perkembangannya”. Economics Business & Accounting Review. Edisi III/ September-Desember.
Hasibuan, Chrysanti dan Sedyono (2002) “Etika bisnis, Corporate Social Responsibility (CSR) dan PPM”. PPM Institute of Managemant, 27 November.
________,(2006) “CSR Communications: A Challenge On Its Own”. Economics Business & Accounting Review. Edisi III/ September-Desember.
Hendriksen, Eldon S dan Widjajant, Nugroh “Teori Akuntansi”. Edisi  ke-4  jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Indriantoro, Nur dan Bambang, Supomo (1999) “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia  (IAI) (1999) “Standar Akuntansi Keuangan”. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.
Jensen, MC and Meckling (1976) “Theory of  the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structur”. Journal of Financial Economics. Vol 3, p.305-360.
Junaidi, Muhammad AR (2006) “Pengaruh Kepemilikan Manajemen dan Kebijakan Hutang Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Thesis, Unsyiah.
Rasyid, Abdul Idris “Corporate Social Responsibility (CSR) Sebuah Gagasan dan Implementasi. Fajar Online. 22 November 2005.
Retno, Reni anggraini Fr (2006) “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan  Keuangan Tahunan”. Simposium Nasional  Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus.
Siahaan, Hinsa (2003) “Analisa Saham Dengan Menggunakan Gordon Model”. Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol 7, No.1.
Sigit, Soehardi 1 (1999) “Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. FE Universitas Sarjanawijaya Tamansiswa.
Suranta, Edi dan Puspita, Pratama Merdistuti (2004) “Income Smoothing, Tobin’s Q, Agency Problem dan Kinerja Perusahaan”. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember.
Syafri, Sofyan Harahap (2002) “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syahriza, Muhammad (2006) “Tinjauan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial Pada Perusahaan Perkebunan di Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang”. Skripsi Universitas Syiah Kuala.
Utomo, Muhammada Muslim (2000) “Prektek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di Indonesia (Studi Perbandingan antara Perusahaan-perusahaan High Profile dan Low Profile)”. Makalah disajikan pada SNA III.
Yakub, Riawandi (2004) “Corporate Social Responsibility: Perilaku Korporasi dan Peran Civil Society”. IPDF Online Service, 14 September.
Yuniarti, Emylia (2003) “Pengungkapan Informasi Pertanggung jawaban Sosial Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”. Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol 1, No.2: 240-252.
Wahyudi, Untung dan Prasetyaning, Hartini Pawestri “Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan : Dengan Keputusan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang 23-26 Agustus. 
Zuhroh, Diana dan Heri, I Putu Pande Sukmawati (2003) “Analisis Pengaruh luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya,16-17 Agustus
DAFTAR PENGUNGKAPAN SOSIAL
(SOSIAL DISCLOSURE)
Tema Kemasyarakatan
  1. Dukungan pada kegiatan seni dan budaya
  2. Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship)
  3. Partisipasi pada kegiatan masyarakat sekitar kantor pabrik
  4. Dukungan ke lembaga kerohanian
  5. Dukungan ke lembaga pendidikan (termasuk bea siswa, kesempatan magang, kesempatan penelitian)
  6. Dukungan ke lembaga  sosial lain
  7. Fasilitas sosial dan fasilitas umum
  8. Prioritas lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar (temasuk pemberian fasilitas dan motivasi oleh perusahaan untuk berwiraswasta)
Tema Produk dan Konsumen
  1. Mutu produk
  2. Penghargaan kualitas (termasuk sertifikat kualitas, sertifikat halal dan penghargaan)
  3. Costomer Satisfication (upaya untuk meningkatkan kepuasan konsumen)
Tema Ketenagakerjaan
  1. Jumlah tenaga kerja
  2. Keselamatan kerja (kebijakan dan fasilitas keselamatan kerja)
  3. Kesehatan (termasuk fasilitas dokter dan poliklinik perusahaan)
  4. Koperasi karyawan
  5. Gaji/upah
  6. Tunjangan dan kesehatan lain (termasuk UMR, bantuan masa krisis, kesejahteraan untuk karyawan, asuransi dan fasilitas transportasi)
  7. Pendidikan dan latihan (termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi negeri)
  8. Kesetaraan gender dalam kesempatan kerja dan karir
  9. Fasilitas peribadatan (termasuk peringatan hari besar agama)
  10. Cuti karyawan (termasuk cuti yang diperlukan oleh pekerja wanita)
  11. Pensiun (termasuk pembentukan/pemilihan dana pensiun)
  12. Serikat pekerja
  13. Kesepakatan kerja Bersama
  14. Turn over pekerja
Tema Lingkungan Hidup
  1. Kebijakan lingkungan
  2. Sertifikasi lingkungan dan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
  3. Rating (termasuk penghargaan dibidang lingkungan)
  4. Energi (termasuk energi saving,total energi yang digunakan dan sebagainya)
  5. Pencegahan/pengolahan polusi (termasuk pengolahan limbah)
  6. Dukungan pada konservasi satwa
  7. Dukungan pada konservasi lingkungan
Tabel 1
Daftar Nama-nama Perusahaan yang Menjadi Sampel
No
Kode
Nama Perusahaan
Jenis Perusahaan
1
AMFG
Asahimas Flat Glass Co. Ltd Tbk
Basic Industry & Chemicals
2
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
Mining & Mining Services
3
ASGR
Astra Graphia Tbk
Trade, Services & Invesment
4
ASII
Astra International Tbk
Automotive & Allied Products
5
BLTA
Berlian Laju Tanker Tbk
Transportation Services
6
BMTR
Bimantara Citra Tbk
Trade, Services & Invesment
7
BRPT
Barito Pasifik Timber Tbk
Lumber & Wood Product
8
CTRA
Ciputra Development Tbk
Real Estate & Property
9
CTRS
Ciputra Surya Tbk
Real Estate & Property
10
DYNA
Dynaplast Tbk
Basic Industry & Chemicals
11
FAST
Fast Food Indonesia Tbk
Consumer Goods Industry
12
GGRM
Gudang Garam Tbk
Consumer Goods Industry
13
HDTX
Panasia Indosyntec Tbk
Textile Mill Products
14
HMSP
HM Sampoerna Tbk
Consumer Goods Industry
15
INAF
Indofarma Tbk
Consumer Goods Industry
16
INCO
International Nikel Indonesia Tbk
Mining & Mining Services
17
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
Consumer Goods Industry
18
INTP
Indocement Tunggal Perkasa Tbk
Basic Industry & Chemicals
19
ISAT
Indonesia Satelite Co Tbk
Trade, Services & Invesment
20
KAEF
Kimia Farma Tbk
Consumer Goods Industry
21
KLBF
Kalbe Farma Tbk
Consumer Goods Industry
22
LPKR
Lippo Karawaci Tbk
Real Estate & Property
23
LSIP
PP London Sumatera Tbk
Agriculture, Foresty & Fishing
24
MEDCO
Medco Energi International Tbk
Mining & Mining Services
25
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
Consumer Goods Industry
26
MLPL
Multipolar Tbk
Trade, Services & Invesment
27
MRAT
Mustika Ratu Tbk
Consumer Goods Industry
28
PJAA
Pembangunan Jaya Ancol Tbk
Trade, Services & Invesment
29
PTBA
Tambang Batu Bara Bukit Asam
Mining & Mining Services
30
PTRO
Petrosea
Construction
31
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
Consumer Goods Industry
32
SHDA
Sari Husada Tbk
Consumer Goods Industry
33
SMAR
Sinar Mas Agro Resources & Tech
Consumer Goods Industry
34
SMCM
Semen Cibinong Tbk
Basic Industry & Chemicals
35
SMGR
Semen Gresik Tbk
Basic Industry & Chemicals
36
SPMA
Suparma Tbk
Paper & Allied Products
37
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
Lumber & Wood Products
38
TINS
Tambang Timah Tbk
Mining & Mining Services
39
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
Trade, Services & Invesment
40
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
Consumer Goods Industry
41
ZBRA
Zebra Nusantara Tbk
Trade, Services & Invesment
sumber :
PENGARUH  CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY  TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PRESENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING